Rabu, 10 November 2010

Persiapan Nikah : Sekufu

Ketika kita mulai dihadapkan pada kenyataan ternyata hidup tak bisa selamanya sendiri maka mulai terpikirkan untuk mencari pasanghan hidup. Atau mungkin saja karena kita sudah "kadung" punya hubungan dengan lawan jenis akan mengarahkan kita untuk mencari solusi dari persoalan itu yakni menikah. Banyak hal yang perlu disiapkan untuk menuju jenjang pernikahan dan yang paling penting adalah adanya kesamaan antara keduanya.


Dalam sebuah ikatan pernikahan yang menyatukan dua pribadi yang amat berbeda tetapi saling membutuhkan diperlukan kesamaan persepsi dalam pandangan hidup. Mencari kesamaan dalam berfikir dan kesamaan dalam pemahaman. Dengan alasan ini pulalah seseorang berusaha mengenal calon istri atau "bakal" calon istri (kepikiran nikah aja belom, jadi enake disebut bakal calon istri). Dalam masyarakat yang mulai luas dan bebas pergaulannya seperti sekarang ini maka dikenal istilah pacaran, penjajakan atau PDKT. Namun sayang, tak semua cara itu baik untuk dilakukan.

Pendekatan adalah penting sebelum memutuskan untuk menikah, apalagi menikah bukan urusan sehari atau dua hari tetapi seumur hidup dan untuk keturunan yang selanjutnya. Namun tak jarang pula, momen itu dimanfaatkan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab untuk mengambil manfaat dari lawan jenisnya guna memenuhi syahwatnya.

Fenomena yang cukup familiar dengan kita adalah pacaran. Dengan berdalih untuk mengenal lebih dalem maka dua insan yang memiliki ketertarikan mengikat janji untuk saling setia diatas kata-kata mesra (bukan ikatan diatas tali pernikahan). Dengan berpacaran dianggap bisa semakin membuka karakter dan saling mengetahui sifat dari masing-masing tetapi sayangnya terkadang bukan hanya sifat dari masing-masing aja yang terbuka malahan kebanyakan berakhir pada dibukanya rasa malu. Ditanggalkannya rasa malu itu, hingga kemana-mana berduaan tak mengenal norma (karena mereka pada dasarnya tak terikat dalam sebuah hubungan apapun). Bahkan ada yang sampai kelewatan dengan melakukan free sex (semoga orang-orang terdekat kita terhindar dari yang satu ini). Berbagai alasan dibuat oleh keduanya untuk membenarkan tiap keburukan-demi keburukan yang dilakukan.

Jika pacaran dianggap cukup baik untuk saling mengenal, kenapa ada penenlitian serta hasil survey yang menyatakan bahwa banyak pasangan yang telah berpacaran dalam waktu yang cukup lama ketika berumah tangga justeru tidak bertahan lama?
Bagaimana kita bisa menjawab pertanyaan diatas?

Dalam sebuah penelitian diterangkan bahwa, kecenderungan pasangan suami istri yang sebelumnya telah berpacaran dalam waktu lama memiliki persoalan yang sulit diselesaikan dan berujung pada perceraian.
Dalam penelitian itu disebutkan bahwa penyebab terjadinya permasalahan itu justeru karena keduanya saling memahami karakter masing-masing tetapi malah tak saling menghargai perbedaan dan cenderung ingin menang sendiri. Karena saling kenalnya, sampai-sampai terlalu banyak kekurangan dari pasangannya yang jadi sebab perselisihan dan dalam setiap kesempatan saling menunjuk kekurangan dari pasangannya (tidak adanya saling memahami).
Kan setiap manusia dibekali dengan sifat mudah bosan, sehingga kalau sudah saling kenal malah jadi bosan dan ingin mencari yang lain.
Kalau ujung-ujungnya malah timbul banyak masalah, untuk apa mengenal lebih dalam dengan calon pasangan kita?
Yang terpenting bagi kita adalah mengetahui hal-hal prinsip yang menjadi pertimbangan kita memilih pasangan.

Boleh saja mengenal calon pasangan, tetapi bisa saja dilakukan dengan bertanya kepada orang terdekatnya atau mengenal dari tetangganya.
Perlu diketahui dan itu sudah lumrah bahwa ketika kita bertemu dengan seseorang yang kita memiliki perasaan atau kita kagum kepadanya akan membuat kita berusaha tampil sebaik mungkin, karena itulah kalau kita terlalu sering melihat dianya (sifat dan karakternya) secara langsung justeru yang terlihat bukan dirinya yang sebenere. Justeru kalau kita bertanya pada orang lain akan kita ketahui dirinya yang sebenere, baik positif maupun negatifnya.

Yang menurutku paling penting dan ini juga diajarkan ketika berkeinginan untuk mencari pasangan hidup adalah orang yang sekufu (satu pemikiran, atau cara pandang yang sama melihat kehidupan ini) karena tak bisa dipungkiri bahawa tujuan membangun sebuah rumah tangga adalah untuk melanjutkan keberalangsungan hidup dan meraih masa depan.
Kalau sudah memiliki cara pandang yang sama, maka kekurangan dan kelebihan dari kedua pasangan tersebut akan bisa saling mendukung (melengkapi dan menjaga)


Note:
Berfikir untuk masa depan adalah hal terbaik yang bisa kita rencanakan, karena kita hidup bukan untuk saat sekarang tetapi untuk masa yang akan kita lewati didepan kita.
Berbagi dengan pasangan adalah kunci utama menjaga kebersamaan, begitu pula dengan persahabatan dan persaudaraan yang takkan bertahan jika kita tak mahu berbagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar